Selasa, 08 Juni 2010

Go to sleep...

Saat leyeh-leyeh akan tidur malam... saat-saat yang mahal karena aku hanya mengalaminya saat cuti praktek atau hari libur. Mengantar anak-anak tidur sampai terlelap...

Biasanya aku akan membacakan sebuah buku cerita atau berita dari majalah. Atau sebuah cerita yang membuat anak-anak tertarik untuk mendengarkannya. Ya, apalagi kalau bukan cerita tentang masa kecil bundanya. Cerita tentang sebuah desa, sebuah sawah, sebuah cita-cita... cerita tentang jaman serba susah dan kekurangan. Namun tetap ada alasan untuk bahagia. Tetap ada alasan untuk tidak tak berhasil, menggapai cita-cita. Sebuah cerita yang penuh semangat.

Aku sedih karena akhir-akhir ini anak-anak suka berkata kasar. Setidaknya menurutku. Padahal aku tentu tak pernah mengajarinya. Dari mana mereka dapat kata-kata itu? TV, game online atau mendengar dari teman-temannya?

Selain suka berkata kasar, anak-anak juga suka menendang, memukul atau apa saja yang kasar dari tingkah mereka. Duh... sampai pusing bagaimana mengatakannya. Sudah sering diingatkan tapi seperli lewat begitu saja. Akhirnya saat menjelang tidur... kucoba membuat sebuah cerita....

"Yuk... kita berdoa sebelum tidur... supaya nanti saat tidur tidak mimpi buruk. Yuk kita berdoa, semoga Allah menjaga kita... supaya besok pagi bisa bangun dengan sehat dan penuh semangat..." seperti biasa ajakku pada anak-anaknya yang sudah mulai sayup-sayup matanya.

"Memang setan bisa masuk ke manusia ya, Mi?" tanya si kecil.

"Ya kalau kita lupa berdoa, bisa saja. Setan bisa masuk ke lidah kita. Nah, akibatnya apa? kalau setan masuk ke lidah kita, numpang atau kost di lidah kita, maka kata-kata yang keluar dari lidah kita adalah kata-kata yang kasar dan menyakitkan. Kalau ada setan di lidah, ngomongnya jadi sembarangan. Lidah yang dimasuki setan, bisa mengajak yang punya lidah masuk ke neraka, karena bicaranya kasar, jelek dan menyakitkan. Kalau di lidah ada malaikat, maka kata-kata yang keluar pasti sopan, halus dan baik-baik. Pun mengajak yang punya lidah masuk ke surga, karena hanya perkataan yang baik dan lembut yang keluar. Perkataan yang menyenangkan hati orang yang mendengarkan. Nah, kalau kita ingin tahu, di lidah kita ada setan atau malaikat, caranya gampang. Coba kita sama-sama mendengarkan, kata-kata seperti apa yang keluar dari lidah kita? Kalau kita suka bicara kasar dan jelek, suka marah-marah dan membentak atau ngata-ngatain teman... nah kira2 malaikat atau setan yang ada di lidah kita?"

"Jadi kalau kita misalnya ingin marah, ditahan dan ganti ucapkan astghfirullah aladzim... setan akan lari dan kita tidak lidah kita tidak jadi mengatakan yang kasar2..."

"Kalau hati kita sedang kesal dan ingin memukul teman, ucapkan astaghfirulah aladzim.... setan akan lari ketakutan dan tangan kita tak akan memukul teman..."

Anak-anak terdiam. Semoga perumpamaan sederhana itu bisa mereka cerna. Tangan dan lidah yang baik dan dihuni malaikat akan membawa yang punya masuk surga... mudah2an di lidah kita ada malaikat, di tangan kita ada malaikat.... mulai sekarang, berkata yang baik dan sopan, bersikap lembut dan sopan.... supaya malaikat kerasan dan setan lari ketakutan..."

"Sudah malam, yuk kita tidur dulu..."

"Bismika allohumma ahya wabismika amuut..."

Senin, 07 Juni 2010

IBU YANG BELAJAR

Aku adalah seorang ibu yang selalu belajar ingin sempurna
meski aku tahu aku tak akan pernah bisa

Aku adalah seorang ibu yang selalu ingin melakukan yang terbaik untuk anak-anakku
meski seringkali aku kehabisan daya dan upaya

Aku ingin semua tampak sempurna
aku ingin semuanya baik-baik saja
memastikan bahwa semua anak tercukupi segala kebutuhannya
kebutuhan fisik, berupa makanan, kesehatan, waktu luang, waktu main
kebutuhan otak berupa pelajaran yang baik, les-les yg seabreg
kebutuhan ruhani berupa pngenalan pada Allah swt
melaksnakan semua ajaran-ajarannya
sholat, belajar puasa, berbuat baik, surga dan neraka
les bahasa arab, tahsin, tahfidz di hari minggu
kebutuhan perkembangan psikis mereka melalui kasih sayang
permainan, buku-buku dan teladan yang baik di rumah
mengawasi jam nonton teve dan apa saja yang dilihat anak
menemani mereka main komputer dan internet
memastikan laman apa saja yang dilihat
memastikan teman-teman mereka
meyakinkan mereka berdua baik-baik saja

Saat ujian tiba
betapa repotnya aku
melihat jadwal dan meneliti satu persatu buku mereka
memstikan tak ada tugas atau PR yang belum dikerjakan
meneliti jawaban mereka yang salah dan memberitahu jawaban yang benar
menyiapkan fisik mereka supaya sehat dan bisa menjalani ujian dengan baik
menelepon teman-teman mereka saat si kakak jadwal ujiannya hilang
saat kisi-kisi ujian prakteknya entah nyelip di mana

Pun saat ujian selesai dan liburan segera tiba
sibuk aku mengatur jadwal liburan mereka
yang sering bentrok dengan jadwal les yang tetap berjalan
atau les-les apa saja yang bisa libur dulu
betapa repotnya aku sebagai ibunya

Lelahkah aku?
Capekkah?
jawabannya sudah pasti
ya... aku tak pernah merasa capek dan bosan dengan semua tugas itu

tugas ku sebagai ibu mereka
aku berdoa agar aku tidak merasa bosan
aku berdoa agar aku tidak pernah merasa letih, capek atau semacamnya

karena ini adalah sebuahpilihan
dan aku telah memilihnya sejak awal

meski aku kadang suka marah dan berteriak
pada anak-anakku
jika ada hal-hal yang di luar semestinya
tapi kemarahan itu tak pernah lama
karena cuaca cepat berubah
dan angin kelembutan biasanya kembali hadir
sikap anak2 pun kembali biasa
siap bermanja-manja dan bergelayut pada ibunya

begitulah enaknya jadi seorang ibu
bisa bicara dari hati ke hati dengan anak-anak
saat aku ingin mengetahui rahasia terdalam yang tersimpan di hati mereka
saat teriakan dan kemarahan kehilangan arti
jiwa anak-anak yang lembut memang hanya bisa disentuh dengan kelembutan

akulah ibu yang sedang belajar
selalu belajar
menjadi ibu yang sempurna

meski aku tahu aku tak akan pernah bisa

tapi aku akan terus belajar
dan tak ada kata henti untuk belajar

menjadi ibu terbaik bagi anak-anakku