Rabu, 24 Juni 2009

HARI YANG MENEGANGKAN

Bintaro, Senin 22 Juni 2009-06-25
Pukul 05.45 WIB

Kami pergi meninggalkan rumah, berangkat menuju bandara, mengantar suami tercinta yang akan bertugas ke Aceh. Jalanan pagi Jakarta yang biasanya macet, padat merayap, pagi itu masih bisa disibak. Pendek kata, perjalanan lancar terkendali, tak ada aral melintang. Tiba di bandara masih lumayan pagi, sementara pesawat akan lepas landas pukul 08.25 WIB. Masih ada waktu untuk sarapan di mobil plus ngobrol dengan suami tercinta ^_^

Waktunya untuk check in. Waktunya untuk berpisah. Hati-hati di jalan Sayang....

Perjalanan pulang dari bandara

Lokasi Bandara sekitar pukul 07.45 WIB
Keluar dari bandara dengan lancar, bayar parkir seperti biasa... baru saja mobil memasuki jalan lingkar bandara... dedet... what... ada apa dengan my kopling? Kucoba masuk gigi satu, susah... gigi dua... tetap tak bisa. Ya Allah, ada apa ini? Mana jam 9 ada janjian dengan pasien di klinik lagi.... Oh My God....

Akhirnya setelah mencoba lagi, bisa juga masuk ke gigi dua lalu kupindah normal malah gak bisa masuk gigi manapun... mana saat itu lagi di jalur cepat lagi.... segera kupinggirkan mobil, behenti jegreg... wis menunggu, gak ngerti mau ngapain...
Kepikiran nelpon suami, tapi takut nanti suami malah khawatir... hanya menunggu di dalam mobil sambil terus berpikir....
Tetet... walah hp batere empty.... mana lupa bawa charger lagi….

Masih berpikir keras sampai keringat bercucuran.... dan hei, dari kaca spion kulihat seseorang berseragam dengan rompi hijau terang sedang berjalan menuju ke arahku. Sebuah bantuan datang... seorang polisi. Aduh, semoga gak galak ya.... hm, mau nanyai SIM, STNK... untung semua ada di dompet....

Segera kubuka kaca mobil. Bapak Polisi itu tersenyum sambil mengangkat tangannya seperti tanda hormat saat upacara bendera hari senin di sekolah.

”Selamat Pagi Bu, ada masalah?”

Hm... untung aja polisinya tidak galak.

”Iya bapak, ini koplingnya tidak bisa masuk gigi...” jawabku sambil mencoba memasukkan gigi.

”Coba deh Ibu keluar, saya coba ya...” polisi itu dengan ramah menawarkan bantuan. Aku segera keluar. Tampaknya pak Polisi itu juga cukup kesulitan.

”Iya, nih Bu, sepertinya koplingnya yang kena... Ibu sendirian ya? Dari mana Bu?”

”Saya dari bandara Pak, mengantar suami ke luar kota.”

”Rumahnya di mana Bu?”

”Di Bintaro, Pak...”

”Wah, jauh juga ya Bu. Begini aja deh. Saya panggil bantuan mobil derek, nanti biar mobil ibu diderek ke bengkel terdekat. Untuk biayanya nanti tanya saja sama petugas dereknya, “ kata Pak polisi baik hati itu. ”Hati-hati ya Bu, ini jalur cepat, sebenarnya tidak boleh berhenti di sini...”

“Iya Pak, saya tahu. Saya juga takut nih...” jawabku terus terang. Polisi itu lalu mohon diri dan pergi ke pos nya lagi.

Penasaran kucoba-coba lagi masukkin kopling. Lho... kok bisa.... hatiku senang. Lalu kunyalain mesin dan kucoba memasukkan gigi, lho gak bisa.... kumatiin mesin.... bisa, kunyalain... nggak bisa....

Menunggu lagi....

Tak lama kemudian datang lagi seorang polisi yang lain.

”Selamat pagi, Bu. Ada yang bisa kami bantu?” katanya ramah sambil mengangkat tangan memberi hormat.

Waduh... polisi sekarang kok baik2 ya... kataku dalam hati. Apa karena aku perempuan, sendirian, jadi mereka pada kasihan ya?

Aku tersenyum. ”Koplingnya rusak Pak, ini lagi menunggu mobil derek.”

”Iya, tadi teman saya yang di bawah sudah cerita. Sekarang dereknya lagi menuju kemari, Bu. Jadi mobilnya akan dibawa ke bengkel mana?”

”Sebentar, Pak, saya telpon suami dulu. Semoga pesawatnya belum berangkat.”

Alhamdulillah saat ditelepon, suami mengangkatnya. ”Mas, tadi waktu berangkat, koplingnya gak kenapa2 ya? Ini aku lagi mogok di jalan, mesin mobil nyala tapi gak bisa masuk gigi. Lagi di jalan bandara setelah terminal 2, gak papa kok Mas, ini sudah ada polisi. Sebentar lagi mobil dereknya datang.” Kujelaskan panjang lebar supaya suami tidak panik. Lalu hp aku serahkan kepada Pak Polisi supaya suamiku ngobrol dengan beliau.

”Suami ibu pesan supaya mobil dibawa ke bengkel resmi aja, Bu. Tapi mobil derek ini tidak bisa jauh-jauh karena cuma satu dan harus stand by di bandara Bu. Di sini ada bengkel, tapi bukan bengkel resmi. Atau mau lanjut dengan mobil derek yang lain aja, yang penting Ibu harus segera dari jalur cepat ini. Soalnya tidak boleh berhenti di sini, berbahaya Bu,” kata polisi itu lagi.

Waduh bagaimana ya? Ayo putar otak, mana batere hp lagi lobet. Bener2 berpacu dengan waktu.

Akhirnya aku telepon 108, minta info bengkel resmi terdekat. Dapat. Aku segera telepon, ternyata sudah pindah. Telpon 108 lagi, nanya nomor telpon bengkel langganan yang ada di Kebayoran Lama. Lalu aku disarankan untuk ke bengkel resmi pusat di daerah Sunter. Aku minta nomor telpon bengkel Sunter. Segera kuhubungi, alhamdulillah bisa. Aku minta mobil derek, tapi katanya bengkel tak punya mobil derek. Aku coba tanya lagi, apa bengkel punya langganan mobil derek, dijawab ada, lalu aku diberi nomor telepon sopir mobil derek itu. Segera aku telpon sopir mobil derek sekalian nanya harga. Alhamdulillah, mobil derek bisa menjemput dan mengantar sampai bengkel Sunter.

Begitulah. Aku diderek pakai mobil derek bandara sampai tempat cuci mobil dan bengkel milik bandara. Sopir mobil derek sempat menolak tanda terima kasih yang kuselipkan di tangannya. Waduh kok baik sekali ya....... makasih banget lho Pak, sudah mengantar saya sampai di sini. ”Aduh, jangan Bu, jangan ngrepoti Ibu. Sebenarnya bukannya kami tidak mau mengantar Bu, tapi sekarang lagi jam tugas dan kami harus stand by di bandara,” jelasnya.

Aku tersenyum maklum, ”Iya tidak apa-apa pak, Alhamdulillah sudah ada mobil derek dari jasa marga yang bisa mengantar. Makasih saya sudah dibantu ya Pak...”

”Tenang Bu, di sini aman. Ibu bisa duduk di dalam, ada kafe Ibu bisa minum2 di sana. Baik Bu, saya pamit dulu ya...” Alhamdulillah, aku ketemu orang2 yang baik hari ini....

Hampir 2 jam menunggu datangnya mobil derek yang akan mengantar ke bengkel resmi. Duduk aja ngobrol di bawah pohon bersama bapak-bapak polisi yang sedang istirahat. Juga ada beberapa tukang ojek dan ibu penjaja makanan dan minuman. Lumayan juga, karena aku buta lokasi, jadi sopir mobil derek itu berkali-kali telpon dengan bapak2 yg duduk di bawah pohon untuk menjelaskan lokasi di mana aku menunggu.

Hm.... akhirnya mobil dereknya datang juga. Lalu bagian depan mobilku diikat dengan rantai besi, diberi bantalan karet dan ditarik ke atas. Siap sudah. Aku disuruh duduk di mobil saja. Karena mesin mobil bisa nyala, jadi bisa nyalain AC dan dengerin radio. Sayang banget aku lupa bawa kamera, jadi momen istimewa itu luput dari jepretan. (walah kok masih sempat2nya mikir kamera...hehehe)

Lalu mobil melaju menuju jalan tol yang biasa kulewati. Ternyata begini rasanya duduk di dalam mobil yang sedang diderek. Hayo, kamu udah pernah ngerasain belum? Jangan sampai ya...hehehe. Kunyalakan mesin, nyalakan AC dan nyalakan radio. Mobil melaju pelan, tanpa aku harus menginjak gas atau mengerem atau memainkan setir. Itulah untuk pertama kalinya aku duduk manis di belakang setir santai sampai hampir tertidur. Ketika akan memasuki loket tol, mobil minggir dan berhenti. Sopirnya turun, aku buka kaca depan. ”Ibu, maaf kita harus bayar tol...” Aku segera menyerahkan uang. Sempat kepikiran juga, aku yang diderek harus bayar tol atau cukup mobil depan aja yang bayar ya...hehehe... soalnya kalo dihitung 2 mobil yang masuk tol, ya aku pasrah aja.... memang kenyataannya 2 mobil kok.... Tapi ternyata setelah aku lihat, hanya dihitung bayar satu mobil.... yo wis, syukurlah....

Hm... hampir satu jam perjalanan, sampailah di bengkel yang dimaksud. Segera dibuatkan surat masuk bengkel. Lalu ada team yang dengan sigap memeriksa. Aku nyalain hp, ada sms dari suami. ”Dihubungi tidak bisa, bagaimana?”

Hp emang sengaja kumatikan untuk menghemat batere. Alhamdulillah suamiku sudah sampai Aceh dengan selamat. Aku juga sudah sampai bengkel resmi dengan sukses. Hehehe .... terima kasih ya Allah....

Suamiku segera bicara dengan bagian bengkel dan dijelaskan kerusakannya. Begitulah kalo aku ke bengkel, hp kuserahkan ke tehnisi dan biarlah dia bicara dengan suami. Lalu tehnisi biasanya menjelaskan padaku.

”Makanya jangan nyepelekan, dibilangi susah. Kan sudah lama disuruh ganti kopling...” nada suamiku di seberang terdengar khawatir (mungkin agak marah bercampur khawatir juga, emang aku yang bandel sih....hehehe)

”Iya Mas, emang aku yang salah,” hehehe itulah jurus jituku. Biasanya hati suami langsung luluh kalo aku segera mengakui kesalahan dan meminta maaf.

Aku tahu, ganti kopling butuh waktu lama, bisa seharian, dari pagi sampai sore. Itu yang aku belum bisa atur waktunya (alasan kali ye???), akhirnya tertunda-tunda sampai insiden pagi itu. Untung saja kejadiannya pas pulang, jadi suami tak perlu ketinggalan kereta....eh...pesawat.

Karena tak bisa selesai dalam sehari, maka mobil menginap di bengkel. Satu masalah lagi mengusikku... wah, aku buta Jakarta... Sunter apalagi..... waduh gimana nih? Akhirnya aku pulang naik taxi dan bikin coretan di kertas rute2 yang nantinya akan aku lewati besok saat ambil mobil. Aku minta Pak Sopir taxi untuk lewat tol. Insya Allah kalo sudah masuk tol, setidaknya aku sudah hapal jalan2nya... wong hampir tiap bulan antar jemput suami. Sampai rumah taxi habis 95 rb, hm... berarti jauh juga ya...

Keesokan harinya aku ke bengkel pakai taxi, habis 104 rb... ternyata menang jauh juga bintaro-sunter ya...
Siang itu kuberanikan mengambil mobil sendiri.... berbekal coretan rute di kertas... aku sudah minta ijin suami untuk berangkat sendiri, tidak bawa sopir, sekalian belajar menghapalkan jalan....

Sampai di bengkel, pak bengkelnya bertanya setengah tak percaya... ”Sendiri, Bu, Ibu bisa bawa mobil?”
Walah gimana to Pak... mungkin ia agak khawatir, karena Sunter-Bintaro kan jauh....

Aku tersenyum. ”Insya Allah bisa Pak... asal sudah masuk tol aja saya bisa Pak...” dalam hati melanjutkan” kalo disuruh lewat jalan biasa gak jamin bisa sampai rumah ....hehehe...”

Ya, begitulah.... untung saja lokasi bengkel itu tak jauh dari jalan tol.. dekat dengan PRJ...

Begitulah satu hari yang menegangkan sudah berhasil kulalui... Pelajaran yang bisa kupetik dari kejadian itu :
1. Jangan gak pernah nurut sama suami
2. Pastikan batere hp penuh saat pergi atau jangan lupa bawa charger
3. Tetap bersikap tenang dan optimis dalam segala situasi
4. Jangan lupa kemana2 bawa kamera.....hehehe

Bintaro, Kamis 25 Juni 2009, 11.34 pm

Tidak ada komentar: