Minggu, 24 Agustus 2008

ANAK GANTENG


“Aku tidak mau dipanggil anak ganteng,” kata Dik Amil pagi itu, dengan mata yang masih setengah tertutup. Ketika aku membujuknya bangun dengan sebutan ‘anak ganteng’.

“Umi, aku gak mau dipanggil anak ganteng…” rajuknya.

Hahh? Kenapa? Bukannya setiap laki-laki senang dibilang ganteng?

“Aku mau jadi anak jelek aja…”

Aduh nih anak ada-ada aja. Masih mimpi kali ya….

“Ganteng itu kan artinya gelandangan tengik, Mi…” kata si kakak sambil membungkus tubuhnya dengan handuk, baru keluar dari kamar mandi. Rupanya dia mendengar percakapan kami. Ada-ada saja.

Tiba-tiba aku ingin tahu lebih lanjut, "Emang gelandangan itu apa sih? Mas Azzam tahu?"

"Gelandangan itu anak-anak yang ada di jalan, tidak punya rumah, diambil sama bos-bos...."jawab si kakak spontan.


"Iya Mi, yang ngamen di jalan-jalan itu lho," timpal si adik tak mau kalah.

"Kalian tahu dari mana?"

"Kan ada Mi, di TV"

"O... kalau tengik, artinya apa?"

"Tengik itu jorok, bau..." jawab mereka hampir serempak.

"O, jadi ganteng itu gelandangan tengik ya..." ulangku, pantesan si adik sekarang tidak mau dipanggil 'anak ganteng'.

“Kalau jelek?” tanyaku penasaran.

"Umi mau tahu?" tanya si adik khas banget.

“Jelas keren…hehehe” jawab si kakak sambil tertawa lebar.

Aku tersenyum, ada-ada saja anak-anak ini.

“Tapi kalau Mas Azzam ganteng, lain lagi Mi…” si adik tak mau kalah.

“Apa dong?” tanyaku penasaran.

“Gajah tenggelem…hehehe” berdua kompak menjawab sambil tertawa lebar, tubuh si kakak memang ekstra jumbo.

Sukses deh pagi itu anak-anak ngerjain uminya ^-^

Catatan :
Sebenarnya pagi itu umi juga sukses bangunin anak-anak :p

(Jurus umi membangunkan anak-anak adalah dengan mengajaknya bercakap-cakap untuk menarik perhatian, kalau jurus bangunin abi? Tentu lain lagi... :D)

Tidak ada komentar: