Senin, 24 November 2008

Jangan Pernah

Siang ini, lagi asyik mengoreksi soal-soal ujian ekskul Dokter Kecil, telepon berdering cukup nyaring.

Dari seorang tetangga yang tak begitu dekat -maklum jarang nonggo..hehehe- curhat bla bla bla bla... walah

Inti pembicaraan tadi :

Sebuah cerita klasik, aku tak akan memberi nasehat atau masukan buat sang curhat-er, cukup aku ambil hikmah aja buat diriku sendiri...

1. Jangan pernah gak mau hidup sederhana, sesuai kemampuan.
Siapa bilang hidup sederhana itu identik dengan penderitaan. Nikmat kok, asal kita kreatif dan tetap harus memperhatikan beberapa hal. Misalnya menyiasati pos-pos pengeluaran agar tetap terkendali. Pos yang biasanya cukup menguras dana -di luar kewajiban pokok tiap bulan- antara lain adalah fashion, jalan-jalan yang ujungnya beli mainan anak-anak atau berlibur. Wah kalo tidak diatur bisa bengkak tak karuan. Sementara pos yang tak bisa diutak utik adalah makanan, kesehatan. Yang terakhir ini juga sebenarnya masih bisa disiasati. Untuk makanan, misalnya, hanya membeli makanan yang sekiranya akan dimakan, atau membeli dalam jumlah agak besar dan disimpan di kulkas. Masalah pos wajib bulanan, misal untuk listrik dan telpon juga masih bisa -agak- dihemat, misal dengan mengatur penggunaannya. Misal, matikan lampu/kran air bila tak digunakan. Telpon hanya yang benar-benar penting atau menggunakan fasilitas nelpon murah yang saat ini banyak tersedia. Untuk baju, alhamdulillah aku tak begitu pusing. Untung aku orangnya konservatif habis dan sering tidak percaya diri memakai baju yang rame dan bermodel-model. jadi untuk si konservatif ini, baju kebangsaan adalah baju bikinan sendiri alias aku jahit sendiri, model sesukanya sendiri...hehehe bahkan aku sekarang lagi belaar menjahit jilbab sendiri. Hasilnya? Jadi tampak lebih matching dan tak ada yang ngembari (baca : nyamain). Tapi yang lebih penting : jauh lebih hemat dan aku nyaman memakainya.
Lumayan, menjahit juga bisa aku bikin refleshing kalo lagi stress atau jenuh dengan rutinitas...hehehe (sambil belanja kain, pilih yang kualitasnya bagus tapi harganya murah karena cuma tinggal sepotong..hehehe... maksudnya sisa pabrik/konveksi gitu, yang sering ke cipadu pasti tahu lah ya :p.. ada kain bagus, tapi cuma 1/2 meter aja)
Nah, jangan lupa nabung. Pisahin rekening tabungan (yang benar-benar usahain gak diambil-ambil) dan rekening untuk lalu lintas uang (kalo ini aku juga baru belajar)
Nikmat lho hidup sederhana di bawah standar -atau sesuai standar- kemampuan finansial kita. Sebaliknya hidup di atas standar finansial? Wah, jangan deh... bakalan stress. Biar aja ada sebagian orang yang menilai seseorang dari penampilannya, kalo aku sih pilih yang biasa aja.

2. Jangan pernah memaksakan diri.
Ya, sesuai dengan kemampuan aja. Jangan memaksakan diri ingin memiliki sesuatu yang di luar jangkauan kita. Apalagi sampai ngutang, duh utang itu enak di awal tapi sengsara di akhir. Apalagi ngutangnya sama rentenir -seperti cerita yang barusan kudengar tadi- jangan deh, sekali lagi jangan. Hutang juga bikin tidur tidak tenang.

3. Jangan pernah gak jaga kesehatan.
Mentang-mentang mau hidup sederhana, terus makan seadanya? Nggak banget deh.... Masalah makan kayaknya aku sulit kompromi deh. Ok, baju boleh ngasal -maksudnya myurah gitu, bisa kok tampil cantik dengan biaya murah, eh bukan murahan lho-, tapi untuk soal makan, harus bergizi, hiegenis, ya meski jatuhnya mahal dikit gak papa. Daripada makan ngasal, tapi kantong terkuras buat biaya berobat dan rumah sakit.

Wis itu aja dulu ya, tadi siy yang diceritain banyak.... tapi :( -lagi belum bisa nulis nih-
mau jemput Amil dulu ah... bye........... :p

Tidak ada komentar: