Jumat, 13 Maret 2009

UANG JELEK

Pernah nggak kepikir, kemana larinya uang-uang jelek itu?
Gimana rasanya mendapatkan kembalian yang berupa lembaran-lembaran uang yang jelek dan lusuh plus bau?

Ok, sebelum membahas lebih lanjut, yang aku maksud dengan 'uang jelek' di sini adalah uang yang secara fisik jelek, lecek, bau, sudah terlipat-lipat, lusuh, mungkin juga sudah robek di sana-sini, bukan uang baru. Kondisi uang jelek ini bisa amat sangat jelek sekali, amat jelek, agak jelek atau sedikit jelek.

Dulu aku pikir uang jelek itu tidak laku. Ia akan dihancurkan dan pemerintah akan membuat gantinya. Aku sendiri paling sesek kalo dapat uang jelek. Bingung. Mau buat beli, gak tega (juga takut ditolak sama penjualnya). Mau dibuat bayar parkir atau dikasih pengamen atau dimasukin kotak amal, rasanya kok gak sampai hati juga. Jadi?

Biasanya uang jelek itu aku kumpulkan/simpan aja. Terus kalo sempat aku tabung di bank, karena pastinya bank menerima. Atau menjadi uang terakhir yang keluar dari dompet, sambil meminta maaf kepada penerima uang itu, karena uang yang kupunya jelek. Biasanya sih mereka akan bilang 'tidak apa-apa' tapi tetap saja ada rasa tidak enak.

Baru akhir-akhir ini aku punya ide. Uang jelek itu aku kumpulkan dan aku siapkan untuk..... ya... untuk bayar tol!! hehehe

Sebenarnya gak enak juga, tapi pikirku, mereka kan bisa mengumpulkan uang-uang jelek dan sudah tak layak edar itu untuk ditabung ke bank dan oleh bank uang-uang tak layak edar itu segera dihancurkan untuk selanjutnya diganti dengan yang baru.

Tapi ternyata, dari kembalian tol juga itulah, aku sering menerima kembalian yang berupa uang-uang jelek juga. Ya Ampun....!!! Muter-muter aja dong..... Ternyata si mbak dan mas penjaga tol juga gak suka ama uang jelek ya.... makanya kalo bayar tol pakai e-tol aja...(seperti promosi di radio)...

Ternyata banyak yang gak suka sama uang jelek ya...
Memang siapa sih yang suka sama yang jelek-jelek....

Tidak ada komentar: