Jumat, 16 Mei 2008

SAYA TAKUT DOKTER

Pasien itu memasuki ruang praktek saya dengan muka tertunduk. Sebelah tangannya menutup pipi kirinya yang dibalut dengan sapu tangan warna putih.

Saya tersenyum untuk mencairkan ketakutan yang jelas tampak di wajahnya. Entah takut, entah menahan rasa sakit yang amat. Yang pasti, dia bukan pasien pertama yang datang kepada saya dengan mimik muka demikian.

“Ada yang bisa saya bantu, Bu?” tanya saya berusaha seramah mungkin.

“Gigi saya sakit sekali Dokter…” jawabnya lirih.

“Mulai kapan, Bu?”

“Sebenarnya sudah lama Dokter, tapi saya takut datang ke dokter gigi. Sekarang saya sudah tidak dapat menahan sakit lagi dok, jadi saya beranikan diri datang ke sini…”

Saya tersenyum lagi, menghargai ketakutannya yang sungguh manusiawi itu sekaligus kagum karena akhirnya ia bisa mengalahkan rasa takut itu dan hari ini ia bisa duduk manis di kursi periksa saya. “Tidak perlu takut Bu, Insya Allah sekarang perkembangan ilmu kedokteran sudah maju. Mudah-mudahan nanti Ibu tidak merasa takut lagi…”

“Tapi pelan-pelan saja ya Dok…”

Saya mengangguk dan tersenyum. “Saya akan coba memeriksa gigi Ibu pelan-pelan. Ibu boleh pegang cermin dan melihatnya. Kalau ada yang sakit, silakan beritahu saya…”

Kata-kata itu entah sudah berapa kali saya ucapkan, dan saya selalu mengulanginya lagi tanpa sadar. Saya, amat maklum dengan ketakutan ibu tadi. Ketakutan ibu tadi adalah sebenarnya ketakutan saya juga. Sebagai dokter, sebenarnya saya takut ‘menyakiti’ pasien saya. Saya terbiasa mengucapkan kata ‘maaf’ kalau akan memulai tindakan, misalnya mengebor, menyuntik atau mencabut gigi pasien. Ada beberapa pasien saya yang geli dan membalas ucapan saya dengan ‘ya Dok, sudah saya maafkan’

Wah, mungkin saya terlalu berlebihan… tapi sesungguhnya saya punya rahasia kecil yang belum sempat saya bagi dengan pasien saya…. (sengaja kali…)
Sebenarnya, saya pun punya ketakutan yang sama bila harus berhadapan dengan dokter gigi. Saya begitu selektif memilih dokter yang saya percaya akan merawat gigi saya
(ssst… dokter gigi juga harus rajin merawat gigi ke dokter juga lho…).

Tidak ada komentar: